Senin, 16 Mei 2011

The Power of Words

 
            Jika ada sesuatu yang lembut, namun lebih tajam dari pedang, itulah lidah. Kata - kata yang keluar darinya, seringkali menimbulkan efek yang luar biasa, baik negatif maupun positif, dan bagi saya pribadi video tadi adalah salah satu contohnya.
        Entah itu video fiktif atau nyata, yang penting pelajaran yang bisa diambil. Seringkali ortu bilang "Di sekolah jangan nakal, jangan malas, ya" kepada anaknya, kalau saya lebih milih " Di sekolah yang nurut, yang rajin, ya" saat nganter adik ke TK. Teman yang belajar psikologi bilang, kata "tidak", "jangan" dan kata negatif lainnya cenderung lebih sulit dicerna otak. Meskipun saya ga tahu benar teorinya, tapi kayanya terbukti deh. Misalnya, masih kata teman saya, saat ada anak kecil di atas meja, dan dibilangin "Jangan naik, nanti jatuh", tapi anak tadi malah makin asyik di situ. Itu karena, otak lebih cepat memproses kata "naik". Lebih baik bilang "Ayo turun, hati-hati turunnya" maka itu akan lebih mudah dicerna otak si kecil. (Lho kok, jadi bahas masalah anak2, kan saya belum jadi bapak.....hehehe)
            Ya, itulah sebuah contoh efek kata-kata pada lingkup yang kecil. Dan dengan membiasakan diri menggunakan kata-kata positif. Bisa jadi dunia dapat kita rubah, atau setidaknya dapat kita beri warna. Ada sebuah pesan mulia,
 Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam…” 
[HR Mutafaqun ‘alih]

yang saya pahami dari hadits ini adalah, bahwa kita dianjurkan untuk selalu proaktif menebarkan kebaikan melalui kata-kata, motivasi, nasehat dan doa. Kalau sekiranya kata-kata yang akan keluar akan menjadi keluhan, cacian, sumpah serapah, atau sesuatu negatif lainnya, diam lebih baik. Jangan sampai salah mengartikan dengan diam selalu dengan dalih bahwa diam itu emas. JIka diam adalah emas, maka perkataan yang baik akan merubah bongkahan emas menjadi perhiasan yang jauh lebih bernilai.

1 komentar: